Selasa, 21 Agustus 2007

MAKNA SEBUAH KEMERDEKAAN

Bagi orang yang merasakan pedihnya hidup dalam keterjajahan, secara fisik maupun pemikiran, tiada yang lebih berharga dalam hidup ini selain bisa lepas bebas menjalani, meraih, mengungkapkan apapun yang menjadi aspirasi pribadi tanpa kekangan orang lain, lembaga, bahkan negara. Mereka bersedia mempertaruhkan nyawa untuk sebuah kemerdekaan itu. Namun seringkali setelah mendapatkan apa yang diimpikannya, seringkali orang bingung tentang apa yang harus dilakukan dengan 'kemerdekaan' yang telah ada dalam genggamannya. Seringkali orang justru kembali terjajah oleh kepicikan, keegoisan dan keserakahan dirinya sendiri. Dia, atau kita, terbelenggu dalam jerat-jerat kemerdekaan yang menawan kita untuk bangkit berlari menuju awan cita-cita yang telah lama kita damba-dambakan. Kreativitas yang subur saat ditindas orang lain justru sering menguap di benderang kemerdekaan fisik yang kita miliki. Yang tersisa hanya jiwa yang stagnan, rapuh dan dan seringkali justru berubah menjadi otoriter, tidak toleran dengan pikiran alternatif orang lain. Kita berubah menjadi seseorang yang dahulu kita justru kita lawan. Kemerdekaan, ternyata, bukanlah sesuatu yang berrsifat fisik. Dia ada jauh di kedalaman pikiran kita. Dalam ketersurukan bilik ruang yang sempit dan pengap, pikiran kita seringkali justru mampu membubung keluasan mega pemikiran yaang bernas dan abadi. Penjara di Boven Digul, pulau Banda yang asing, hanyalah sebuah tempat semata yang jauh dari hiruk pikuk keriangan. Namun dari sana, saudara, lahir kemerdekaan pikiran yang membawa bangsa ini dalam wujudnya saat ini. Salam Merdeka

Tidak ada komentar: